Coach Humphrey : Good is The Enemy of Great

Acara

27 Agustus 2014

Yogyakarta – Sesi edukasi National Gathering Franchise Biru 2016 menghadirkan Coach Humphrey Rusli dari Action Coach. Humphrey memaparkan zona nyaman merupakan batasan yang harus dilewati untuk bisa terus berkembang. 

“Perlu dicatat, Good is The Enemy of Great. Kita tidak akan mungkin bisa jadi great kalau merasa good. Jadi untuk mengembangkan diri, merasa tidak nyaman inilah jalan untuk menjadi great,” ungkap Humphrey, saat sesi edukasi National Gathering di Hotel Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel, Sabtu (27/8). 

Humphrey memaparkan Formula for Change untuk terus berkembang menjadi great. Yaitu Dissatisfaction (D) dikalikan Vision (V) ditambah First Steps (F) harus lebih besar dari level Ressistance (R). Sederhanya, (DxV)+F>R. “Cari tahu apa yang paling tidak Anda sukai dan itulah faktor terkuat untuk membuat Anda menjadi berubah,” tambahnya. 

Pada sesi sebelumnya, Humphrey menjelaskan Six Step to Massive Results yang terdiri dari enam level untuk hasil bisnis yang luar biasa, yakni Mastery, Niche, Leverage, Team, Synergy dan Freedom. Tujuan mastery, lanjut Humphrey, adalah untuk menghilangkan kekacauan. Misalnya, pegawai berkelahi, adanya sabotase atau kehilangan uang kas. 

Di level pertama musuh terbesarnya adalah diri anda sendiri. Niche, sebagai langkah kedua bertujuan untuk prediksi cash flow. Mengukur kemampuan dalam membayar fixed cost. Jika dalam bisnis tidak bisa memprediksi cash flow maka akan ada kendala dalam menjalankan bisnis. Leverage berfokus pada efisiensi. 

Dalam bisnis, semuanya harus dibuat lebih mudah dan lebih cepat. Level ini langkah terpentingnya adalah memiliki Skills dan SOP. Langkah keempat yakni membuat Team. Team akan membuat bisnis memiliki struktur untuk bertumbuh. Proses dan prosedur merekrut tim yang handal sangat dibutuhkan. 

“Bagaimana tim anda patuh tidak harus pada anda tetapi pada sistem, dan sistemnya harus dibuat oleh anda,” tambahnya. Menurut Humphrey, dalam membentuk tim disaat bisnis masih startup anggota tim yang dibentuk harus yang memiliki skills. Tidak perlu memiliki visi yang sama. Ini karena saat startup belum banyak pelaku bisnis yang memiliki visi yang kuat. “Jangan masuk jebakan batman dengan pilih tim yang sevisi tapi anda sendiri visinya belum kuat,” katanya. 

Langkah keenam, adalah Synergi yang menjadikan bisnis layaknya mesin yang bisa bekerja secara otomatis. Contoh dalam praktek di Franchise Biru adalah bagaimana mensinergikan gerai gerai yang dimiliki Franchisee yang memiliki multiple outlet. 

Jika sudah mencapai level tersebut maka step Freedom adalah hasil yang didapatkan, yakni kebebasan. Kebebasan tercapai sehingga bisa mencari dan mengembangkan bisnis yang lain.