Biru Kini Hadir di Negeri Paman Sam
Berita
01 Desember 2018
Waralaba kebanggaan Indonesia yang satu ini secara resmi membuka gerainya di Amerika. Bagaimana kisah waralaba asal Surabaya ini mendirikan gerai di Negeri Paman Sam yang perizinannya terkenal ketat?
Tepatnya tanggal 20 Juli 2018, Biru Water Store di 5880 Stockton Blvd, kota Sacramento, California, USA Depo Air Minum Biru mulai beroperasi. Sacramento adalah ibukota dari negara bagian (state) California.
Kota-kota besar lain di Negara bagian California antara lain San Fransisco, Los Angeles, San Jose, dan San Diego. Sebagai ibukota, Sacramento mempunyai penduduk yang banyak dan padat. Selain itu di Sacramento juga ditemukan satu sektor/area yang disebut sebagai Saigon City, di mana banyak imigran terutama dari negara Vietnam menempati pusat bisnis dan pemukiman di sektor kota tersebut. Di sektor Saigon City inilah Biru membuka Water Store yang pertama di Amerika. Banyak hal yang menjadi pertimbangan Yantje Wongso, selaku pendiri Depo Air Minum Biru, mendirikan gerai Biru di daerah Amerika tersebut. Pertimbangan tersebut menurutnya didasarkan pada riset yang dilakukan sejak tahun 2012.
“Tetapi terutama adalah bahwa perolehan lokasi yang berjodohnya didapatkan di sektor Saigon City tsb. Sebagaimana prinsip pengembangan usaha yang dilakukan di Franchise Biru, yang dicari bukanlah yang ideal melainkan yang feasible. Lokasi di sektor Saigon City kota Sacramento tsb adalah lokasi yang feasible dan bisa untuk dikerjakan,” katanya Yantje sendiri tak ingin disebut bisnisnya ekspansi ke Amerika. Pasalnya, istilah “ekspansi” menurut dia sebetulnya kurang tepat, karena yang dikembangkan di Sacramento adalah suatu gerai eksperimen atau R&D (Research & Development). Diakuinya, mendirikan gerai Biru di negara Amerika Serikat yang terkenal di seluruh dunia dengan standar FDA (Food and Drug Administration) yang tinggi terkait kualitas (bahan) makanan dan obat-obatan tidak lah mudah. Perihal kualitas air minum juga ada di dalam pengaturan dan pengawasan FDA. Bila “Biru mengacu kepada standar kualitas yang tertinggi dari air minum, dan bila ada kesempatan untuk melakukan R&D di Amerika Serikat, tentunya ini adalah suatu kesempatan belajar yang luar biasa.” Bebernya.
Di Amerika Serikat, sambung dia, khususnya di negara bagian California, bentuk usaha Water Store yang mirip dengan Depo Air Minum di Indonesia sudah ada sejak berpuluh tahun yang lalu. “Saya pernah mendengar salah satu pengusaha Water Store di kota Hanford yang telah membuka tokonya lebih dari 20 tahun yang lalu. Jadi usaha Water Store adalah usaha yang sudah eksis di California, walau secara jumlah tidak sebanyak di Indonesia,”ujarnya. Kenyataan ini lah, tandas Yantje, memudahkan Biru USA dalam merealisasikan konsep yang sesuai dengan market yang ada. Memang fenomena Water Store di Amerika ini cukup unik mengingat bahwa air kran di negara Paman Sam ini bisa diminum langsung. “Pertanyaan yang muncul di benak saya: mengapa bisnis Water Store ini bisa ada di negara yang modern dan terdepan seperti Amerika Serikat?
Apa logika-logika yang mendasarinya dari sudut teknis dan bisnis? Banyak sekali pembelajaran yang didapat dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut,” katanya bercerita. Lalu bagaimana respon pasar di sana? “Konsep Biru adalah konsep yang baru dalam usaha Water Store, bahkan di Amerika Serikat. Jadi diperlukan waktu untuk mengedukasi masyarakat dan pelanggan,” jawab Yantje.
Saat ini, Yantje belum ada pemikiran untuk menambah gerai di Amerika. Dia baru fokus untuk menjalankan satu Biru Water Sotre yang di Sacramento dengan upaya terus-menerus untuk suatu adaptasi konsep usaha yang berhasil di Amerika. Yantje menuturkan, pengalaman tunggal memulai Biru Water Store di Sacramento, Amerika, memerlukan waktu yang relatif panjang untuk proses perijinan.
“Upaya untuk merealisasikan Biru Water Store di Sacramento, dari penentuan lokasi sampai pembukaan gerai memerlukan waktu selama 20 bulan,” katanya. Bagian perijinan yang paling lama menurutnya, adalah karena menghendaki tampilan dan ciri-ciri tampilan Biru Water Store Sacramento yang sama sepenuhnya dengan tampilan Biru di Indonesia. Merubah tampak depan memerlukan proses design review dan perijinan yang panjang. Hal ini ternyata adalah konsekuensi karena Biru Water Store berada di sektor khusus Saigon City yang menghendaki ciri-ciri khusus sebagai Saigon City dijaga ketat dan tetap dipertahankan. “Analoginya adalah seperti prosedur preservasi cagar budaya,” katanya. Hal lain yang juga cukup mengagetkan karena berbeda dengan di Indonesia adalah bahwa peralatan produksi dan perlengkapan menjalankan usaha harus sudah dimasukkan dalam desain renovasi bangunan.
“Pada saat penyelesaian perijinan bangunan, maka peralatan yang terpasang termasuk yang diperiksa kesesuaiannya dengan peraturan. Perijinan FDA yang dilaksanakan oleh kantor FDB (Food and Drug Administration Branch) juga menghendaki prosedur operasional dan keselamatan kerja ditunjukkan saat pemeriksaan / pengujian untuk mendapatkan ijin. Saya membayangkannya seakan pengujinya adalah penguji standari ISO (seperti yang saya alami di Indonesia),” tambahnya. Jadi, kata Yantje menegaskan lagi, perijinan di negara maju seperti Amerika Serikat adalah suatu kepastian, tetapi bisa mempunyai konsekuensi pengorbanan waktu dan biaya yang cukup besar, terutama bila waktu adalah uang. “Misalkan bila tempat usaha adalah tempat yang disewa harus membayarkan sewa kepada pemilik tempat walaupun dalam pengurusan perijinan,” ungkapnya.
Keberadaan Biru Water Store di USA bagi Yantje, membuka wawasan baru bagi franchise Biru untuk melihat pasar dunia. Walaupun dalam tahapan awal, Biru telah mempunyai niatan untuk melihat pasar luar negeri. “Yang menjadi perhatian franchise Biru saat ini adalah negara Vietnam dan Filipina. China dan India menarik secara populasi. Dalam segala hal yang menjadi pertimbangan utama dari franchise Biru adalah adanya partner yang tepat,” tutupnya.