Air Minum Biru Terbaik Karena Kualitas

Berita

01 Oktober 2013

Di tengah sengitnya persaingan air minum isi ulang di Indonesia, Depo Air Minum Biru mampu tampil beda dengan mengayuhkan kualitas air terbaik dan mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi

Demikian persepsi yang terbangun di tengah masyarakat ketika menginget merek DAM Biru. Hal tersebut dinyatakan Yantje Wongso, CEO dan Pendiri Air Minum Biru sebagai Franchise Top Of Mind 2013, untuk kategori Depo Air Minum Isi Ulang.

Sejak didirikan di Surabaya pada 22 Mei 2002, DAM Biru terus tumbuh dengan sangat baik terhitung hingga saat ini, per Agustus 2013 mencatat 152 gerai dengan penyebaran 50 Surabaya dan sekitarnya, 10 Semarang, 75 Jabodetabek, 11 Bandung, dan lainnya tersebar di beberapa kota lain.Salah satu menjadi pemicu pertumbuhan sangat baik tersebut tak bisa dilepaskan dari proses membangun merek yang secara serius dilakukan oleh Yantje.

Maka tak heran bila Yantje selal menjadikan berbagai hail survei Top Of Mind menjadi rujukan baginya sebagai sebuah usaha franchise untuk mengetahui bagaimana membangun merek sehingga merek yang paling diingat mempunyai brand content atau makna merek yang tepat menyasar segmen pasar yang dituju. Yang pada akhirnya memberikan nilai merek, yaitu meningkatkan nilai komersial bagi produk yang menggunakan merek tersebut.

Bagi Yantje, yang bergelut dalam bisnis air, kekuatan merek, menurutnya memegang peranan sangat penting, karena itu bisa menjadi jalan pintas bagi kepercayaan dan pengalaman konsumen terhadap produk yang menyandang merek tersebut. Dapat dibayangkan air minum bila tanpa merek, sangat susah untuk dibedakan antara mana air yang baik dan yang tidak, semua sama warna.

“Untuk produk air minum bila tidak ada merek, konsumen awam sulit membesakan produk satu dengan lainnya karena fitur produk yang sangat mirip: jernih, tanpa warna, tanpa rasa, dan tanpa bau. Dalam hal ini dikenalkannya merek/ brand Biru untuk memudahkan pelanggan mengidentifikasi Air Minum Biru sebagai merek mereka,” terang Yantje.

Oleh karena itu sejak awal merintis usaha ini, Yantje begitu konsen untuk melakukan pembangunan merek. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan membuka peluang usaha kepada masyarakat dengan pola franchise, tepatnya sejak 2006, Biru membuka peluang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menjadi bagian dari Biru. Dengan sistem franchise memungkinkan bagi Biru untuk penetrasi ke lapisan masyarakat secara lebih luas.

“Strategi merek juga mengikuti pola keberadaan depo Biru, karena satu depo bertanggung jawab membangun pasar di wilayah pemasaran yang telah ditetapkan. Pengembangan merek diikuti dengan perkembangan penjualan, sehingga menjadi pola yang saling mendukung,” Jelas Yantje.

Strategi pengembangan merek dengan sistem perluasan jaringan tentunya diikuti dengan berbagai promosi lain, yang tak kalah penting, kata Yantje, yaitu dengan komunikasi massa berupa mix media sosial, email-blast, website, billboard, koran, radio, majalah, hingga promosi di lokasi-lokasi biru.

Selain itu, lanjut Yantje Biru selalu aktif mengikuti berbagai ajang penghargaan baik dalam maupun luar negeri. Hadir secara konsisten di berbagai pameran franchise hingga menghadiri berbagai acara talkshow selama 1 jam di JTV dalam acara Entrepreneur Club pada tanggal 16 September 2013, dan kegiatan ATL yang paling besar adalah yang terakhir diselenggarakan di Surabaya di bulan Juli-Agustus-September 2013 berupa campaign bertajuk “Air Minum Biru, Kualitas Sama Harga 1/3”, ungkapnya.

Untuk setiap kegiatan promosi Biru yang dilakukan secara nasional bibajetkan nilai 1 persen dari omset. Sementara, promosi gerai bergantung kepada masing-masing gerai. Nilai investasi yang dikeluarkan untuk satu unit Biru sebesar Rp.500.000.000 plus untuk jangka waktu 10 tahun.