Memulai Waralaba dengan Konsep Matang
Inspirasi Biru
01 April 2014
Saat ini Depo Air Biru memiliki 275 gerai. Pertumbuhan Franchise Biru cukup konsisten dan meningkat dari waktu ke waktu. Bagaimana waralaba asal Surabaya ini sukses mengembangkan dengan pola waralaba?
Penulis: Zaziri – Majalah Info Franschie
Gerai Depo Air Minum Biru mulai beroperasi pada 22 Mei 2002, setelah sang pendiri memikirkan dan membangun ide Biru setahun sebelumnya, pada 2001.
Franchise Biru sendiri diluncurkan dalam dua tahap. Pre-launching di Surabaya di bulan Oktober 2006 dan Launching Franchise Biru di bulan November 2006 dalam satu event franchise expo di Jakarta. Dalam kedua event tersebut diselenggarakan seminar publik memperkenalkan konsep Franchise Biru kepada masyarakat. Yantje Wongso, Pendiri Depo Air Minum Biru mengatakan, ide memfranchisekan bisnis Biru sudah ada sejak awal memulai usaha Biru. “Tetapi ide franchise sebetulnya sudah tertanam dalam benak saya jauh sebelumnya. Saya ingat momen saat perjumpaan pertama KFC yang pertama di Surabaya. Keluarga saya berbisnis rumah makan di Surabaya, dan saya kagum sekali dengan restoran KFC tersebut. Saya berpikir bagaimana usaha dari Amerika itu bisa ada di Surabaya dan sangat ramai. Saya tahu itu usaha yang dijalankan dengan sistem franchise,” tuturnya.
Diakui Yantje, tidak semua usaha cocok untuk dikembangkan dengan sistem franchise. “Tapi saya yakin usaha Biru cocok dengan sistem franchise setelah membuka beberapa gerai milik sendiri di Surabaya dan terbukti sukses. Juga dengan melakukan kerjasama usaha dengan tata cara franchise untuk pilot project di Jakarta yang juga sukses. Mitra kerjasama usaha tersebut membuka cabang sampai 3 gerai. bebernya. Dengan suksesnya 4 gerai milik sendiri dan 3 gerai milik mitra kerjasama usaha, Yantje menjadi yakin bahwa usahanya mempunyai pangsa pasar yang luas dan sapat dikerjakan orang lain dengan sukses. Fakta tersebut yang memperbesar keyakinan Yantje kepada konsep franchise. Dia pun mulai belajar franchise dengan mengikuti workshop franchise yang diselenggarakan pada 2004 di Surabaya. “Setelah itu saya belajar dan membangun sistem franchise Biru melalui coaching dengan IFBM (International Franchise Business Management) dengan Bapak Royandi Yunus dan Bapak Burang Riyadi,” kenangnya.
“Setelahnya saya juga mengikuti program-program Sertifikasi Profesional Franchise dari Franchise Academy Indonesia yang diselenggarakan Kadin Indonesia bekerjasama dengan IFBM, dan menjadi bagian dari angkatan pertama program Sertifikasi Profesional Franchise tersebut,” bebernya.
Yantje mengatakan, tahapan mengembangkan franchise Biru dilakukan dalam tinjauan tempo yang direncanakan dan berdasarkan pembelajaran yang baik sesuai dengan kaidah franchise yang sukses. Misalkan terkait dengan modal yang diperlukan untuk mengembangkan dukungan franchisor kepada para franchisee-nya.
Menurutnya franchise Biru mengandalkan kepada hasil usaha yang didapat dari pengembangan gerai miliki sendiri (own-outlet). “Semua strategi keuangan, dengan mempelajari berbagai skenario kemungkinan: konservatif, yang paling mungkin, dan optimis/agresif,” katanya.
Pada saat memulai, skala bisnis masih kecil sehingga melibatkan permodalan usaha yang relatif kecil. Tetapi menurut Yantje resiko usaha tersebut adalah yang terbesar. ” Tetapi resiko tersebut melibatkan resiko sendiri sebagai pemilik usaha. Tidak mudah untuk menemukan satu konsep bisnis yang diterima konsumen, menguntungkan (profitable) dan mempunyai potensi pertumbuhan berkelanjutan,” katanya.
Sementara, kata Yantje lagi, saat mengembangkan, persoalan lebih kepada bagaimana mengelola kemitraan usaha dengan para franchisee, sehingga terjalin sinergi yang baik dan saling menguntungkan. “Hal ini menyangkut juga konsep legal dari perjanjian waralaba dalam hal mengantisipasi persoalan yang mungkin timbul dan mengkonsepkannya dalam perjanjian waralaba dengan baik dan kuat,” ujarnya. Kesulitan lain terkait dengan pengelolaan keuangan untuk pengembangan usaha. Bila mengharapkan dari franchisee, tandas Yantje, tentunya akan terlambat. Sebagaimana berlaku dalam kebanyakan usaha, diperlukan modal di depan dan hasil usaha menyusul setelahnya.
“Untuk pemula yang mau mengembangkan usaha, tentunya dukungan bank juga masih terbatas karena belum mempunyai track-record. Sedangkan franchisee juga membutuhkan dukungan tim dan sarana (kantor, fasilitas training, support promosi, dan sebagainya),” bebernya. Dalam hal Franchise Biru, beber Yantje, permodalan awal terutama diperoleh dari hasil usaha gerai milik sendiri. Dengan berjalannya waktu, gerai milik sendiri juga berkembang dalam jumlah sehingga dapat meningkatkan kapasitas permodalan yang lebih tinggi. Yantje mengatakan, membangun SDM juga menjadi hal yang penting. Biru, kata dia, mengembangkan SDM melalui edukasi dan pelatihan internal.
Karena dalam usaha Franchise Depo Air Minum, Biru adalah satu-satunya di Indonesia. Juga, tenaga siap pakai untuk bisnis franchise dirasa masih belum tersedia. “Kami juga melakukan training di masing-masing gerai. Untuk pelatihan berkelanjutan, dilakukan beberapa fasilitas training yang ada di Surabaya dan Jakarta. Saat ini sedang di bangun fasilitas training di Bekasi, Depok, Bandung, dan Balikpapan,” tuturnya. Selain itu, Yantje juga membangun relasi dengan franchisee atas dasar perjanjian waralaba dan dukungn berkelanjutan. Sehingga franchisor turut berperan aktif mendukung franchisee. Dukungan franchisor termasuk dalam hal teknis, supply, marketing, analisa usaha, penelitian, pendampingan usaha, dsb. ” Kunci membangun relasi dengan franchisee adalah kepemimpinan franchisor yang terutama dan teruji,” tegasnya.
Terkait pengelolan royalty fee, Biru menggunakannya untuk membiayai operasional kantor franchisor, yang selanjutnya mendukung operatsional gerai franchisee secara berkelanjutan. Termasuk pengembangan sistem dan jaringan Franchise Biru. “Biaya marketing nasional dan regional dipergunakan untuk kegiatan marketing dan branding di luar dari yang tertanam di sistem gerai Biru. Misalkan pada saat ini Franchise Biru melakukan promosi “Makan Air” , yang telah berlangsung sejak Juni 2016. Lihat link www.airminumbiru.com/bahayamakanair/ ,” jelas Yantje.
“Berbagi. Sukses bersama. Bantu dan berdayakan franchisee dalam mengelola gerainya sesuai dengan standar yang ditentukan adalah kunci sukses lainnya,” tutup Yantje.
Artikel terkait
Juarai Monitoring Regional Barat, Gerai Villa Mutiara Gading Cont...
Sebagai upaya untuk menjaga kualitas operasional, Franchise Depo Air Minum Biru rutin mengadakan Monitoring terhadap seluruh Gerai Air Minum Biru. Monitoring yang dilaksanakan pada peri...
selengkapnya...Hore` Limbah Rumah Tangga Jadi Uang
Surabaya – Konsep Hore`daur ulang merupakan upaya mengembangkan Konsep Go Green yang dimiliki Biru. Banyak upaya dilakukan untuk mengurangi sampah plastik, mulai dari gerakan pemilaha...
selengkapnya...Berawal dari Pengalaman di Negeri Paman Sam
MEMBANGUN MEREK PRODUK MURAH BERKUALITAS – bagian 1 Berawal dari Pengalaman di Negeri Paman Sam Air adalah sumber kehidupan dan menjadi kebutuhan utama setiap orang. Keberadaan air ...
selengkapnya...Produk yang Didorong Kebutuhan
MEMBANGUN MEREK PRODUK MURAH BERKUALITAS – bagian 3 Produk yang Didorong Kebutuhan Latar belakang berdirinya Depo Air Minum Biru menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat akan air min...
selengkapnya...Raih Top of Mind 4 Kali Berturut-turut
MEMBANGUN MEREK PRODUK MURAH BERKUALITAS – bagian 5 Raih Top of Mind 4 Kali Berturut-turut TOM merupakan parameter suatu brand telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Bahwa Depo ...
selengkapnya...Biru Mengedepankan Kualitas Produk dan Pelayanan Air Minum Bagi M...
Mengedepankan Kualitas Produk dan Pelayanan Air Minum Bagi Masyarakat Air adalah kebutuhan yang penting bagi sistem tubuh. 90% tubuh merupakan terdiri dari air. Mengatur suhu ...
selengkapnya...Depo Air Minum Biru Targetkan Buka 60 Outlet
PlasaFranchise.com – Usaha waralaba yang sudah berjalan lebih dari 7 tahun ini telah memiliki 180 outlet. Target di tahun ini Depo Air Minum Biru berencana membuka 50 sampai 60 gerai ...
selengkapnya...Cari Bisnis Waralaba yang Terbukti Proven? Biru Jawabannya
“Sekali jalan, untung selamanya” Kalimat di atas sekiranya cukup mewakili resume betapa menguntungkannya bergabung bersama Depo Air Minum Biru. Sebagai sebuah bukti, eksistensi Dep...
selengkapnya...Waralaba Depo Air Minum Biru; Gross Margin-nya 65%
Selain itu, tawaran profit pun menggiurkan. Mitra bisa meraup gross margin sebesar 65%. Wow! Dari margin tersebut, mitra hanya menyisihkan gaji untuk pegawai, royalty fee, dan operasion...
selengkapnya...Kesempatan, Layanan dan Pasar
PlasaFranchise.com – Menekuni dunia bisnis lalu menemukan banyak pesaing ternyata tidak membuat Yantje Wongso, CEO PT. Biru Semesta Abadi, merasa gentar. Beliau tidak terlalu memikirk...
selengkapnya...WP Premium, Apakah Itu?
Yogyakarta – Lokasi usaha merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan kesuksesan usaha. Memilih lokasi khususnya untuk Depo Air Minum Biru tentu membutuhkan pertimbangan khusu...
selengkapnya...Aksi Pelayanan Total Gerai Biru Petemon Sidomulyo!
Pembangunan saluran air (gorong-gorong) di depan Depo Air Minum Biru Petemon Sidomulyo (PO) menutup akses transportasi keluar masuk kendaraan bermotor ke gerai. Meski pelanggan k...
selengkapnya...Segarnya Laba Air Isi Ulang
Suatu hari, air di restoran milik Yantje Wongso habis karena PDAM di daerahnya mati. Yantje harus mencari solusi untuk mengatasi masalah air ini. Saat melihat toko air minum isi ulang Y...
selengkapnya...Memulai Waralaba dengan Konsep Matang
Saat ini Depo Air Biru memiliki 275 gerai. Pertumbuhan Franchise Biru cukup konsisten dan meningkat dari waktu ke waktu. Bagaimana waralaba asal Surabaya ini sukses mengembangkan dengan...
selengkapnya...Biru Berkomitmen Meningkatkan Kompetensi Franchisee
Franchise Biru berkomitmen meningkatkan kompetensi para Franchisee-nya dalam pengelolaan gerai air minum Biru. Salah satunya dengan mengadakan Training Rekrutmen Karyawan Gerai Bi...
selengkapnya...Manajemen IntiBIRU Belajar Manajemen Perubahan
Surabaya – Jajaran Manajemen Senior IntiBIRU belajar ilmu mutakhir OD, kepanjangan dari Organizational Development, yaitu model manajemen perubahan (change management) terkini dalam m...
selengkapnya...